Wednesday, May 13, 2009

Lebih cepat Lebih Baik 2

Minggu ini adalah salah satu minggu terpanas dalam pilpres 2009. Capres saling melemparkan sindiran kepada pesaingnya. JK WIN pasangan yang paling pertama mendeklarasikan pencalonannya kembali berkampanye di tugu Proklamasi dengan menggelar deklarasi resmi mereka. Dengan positioning yang sejak kampanye pileg telah banyak didengungkan, Lebih Cepat Lebih Baik JK WIN konsisten mengimplementasikan positioning ini .
Minggu malam bertempat d puri cikeas kediaman SBY, Partai Demokrat menggelar acara syukuran "kemenangan" partainya dalam pileg 9 April kemarin. Hal yang menarik dari acara tersebut adalah tanggapan SBY terhadap slogan kampanye JK WIN Lebih Cepat Lebih Baik. SBY mengatakan bahwa sesama pesaing dalam Pilpres 09 tidak usah mengklaim dirinya lebih hebat, lebih istimewa, lebih mampu dsb. Ungkapan yang merupakan sebuah sindiran bagi JK WIN. Sementara JK menanggapinya dengan enteng bahwa lebih cepat lebih baik adalah terjemahan dari konsep kopetisi dalam Islam Fastabiqul Khairat, berlomab-lomba dalam kebaikan untuk menjadi yang terbaik dan tercepat. Ya, komentar seorang ketua Dewan Pembina PD ini memang menohok JK.
Namun dalam era politik pencitraan dan demokrasi yang semaikin terbuka, saya rasa pernyataan SBY ini justru sebuah kekeliruan dan blunder dalam rangka memenangkan persaingan Pilpres 09.
Mari kita lihat dari perspektif marketing.
Dari perspektif pemilih, Pileg dan Pilpres adalah sebuah keputusan akhir pembelian oleh konsumen (baca konstituen). dalam memutuskan memilih produk (partai maupun presdien) konsumen pasti melalui tahap-tahap dalam mengkonsumsi produk tersebut, yaitu : pertama konsumen merasa ada kesenjangan antara kebutuhan dengan kenyataan, kedua konsumen akan mencari informasi, ketiga konsumen akan menentukan pembelian/pilihannya dan terkahir akan mengevaluasi produk yang telah dikonsumsinya. Dengan menggunakan framework tersebut, saya rasa JK WIN maupun pasangan Capres dan Cawapres lainnya harus menggunakan strategi pemasaran yang tepat.
JK WIN saya rasa telah menyadari adanya perubahan lanskap demokrasi saat ini, dimana pencitraan sangat penting dan menjadi faktor penentu dalam memenangkan market share. Sehingga mereka mulai menggunakan strategi komunikasi pemasaran yang sepertinya terlihat konsisten.
Degan melihat image SBY saat ini yang kadang dirasa lamban dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan, maka JK WIN mengeluarkan positioning lebih cepat lebih baik. Dimana JK WIN ingin dianggap sebagai pemimpin yang gesit dan tangkas dalam menghadapai dunia yang semakin sulit dipredisksi ini. Positioning ini juga didukung dengan langkah nyata tidak ragu-ragu dalam memilih Cawapres serta mendekalrasikan pencalonannya. Namun juga perlu diingat bahwa positioning ini harus konsisten dibawa samapi seandainya nanti JK Win terpilih, karena konstituen sebagai seorang konsumen setelah memilih akan mengevaluasi produk yang mereka gunakan, jika nantinya evaluasi konstituen tidak seperti yang dijanjikan dalam positioning JK WIN maka akibatnya akan berbahaya bagi produk JK WIN. Karena pada dasarnya Positioning adalah janji sebuah produk kepada konsumen, jangan samapi ketika sudah menjadi Presiden dan Wapres mereka over promising under deliver.
Nah kembali kepada komentar SBY mengenai sindirannya kepada JK tersebut saya rasa tidak perlua dilakukan. Jika SBY juga menyadari bahwa era sekarang adalah era politik pencitraan dan era marketing communication. Saya pikir kampanye SBY dalam pileg sudah cukup konsisten dan bercita rasa yang sama dimanapun lokasi dan kapan pun waktunya. Ini merupakan sebuah upaya yang cukup baik untuk membangun citra.
Untuk bersaing ke depan seharusnya SBY segera mengambil langkah-langkah untuk "menandingi" JK WIN, karena selama ini dianggap ragu-ragu dan lambat dalam mengambil keputusan, maka SBY seharusnya bersikap tegas dan segera mendeklarasikan Cawapresnya. Selain itu SBY juga perlu membangun komunikasi pemasran yang berbasis pada keberhasilan pemerintahan, citra positif SBY dan kebersahajaan Demokrat. Karena pada dasarnya lebih cepat lebih baik hanyalah sebuah positioning yang merupakan janji JK WIN kepada konstituen, kompetitor tidak perlu memathakan positioning tersebut secara langsung nemaun dengan cara membangun komunikasi pemasaran yang baik, sehingga konsumen (baca konstituen) akan menentukan pilihan berdasarkan pada kualitas produk bukan hanya sejedar janji.