Thursday, July 12, 2007

Menuju MDGs dengan Corporate Social Responsibility : Tinjauan Peran Perusahaan dalam Membantu Pemerintah Mencapai Millenium Development Goals (MDGs)

Komitmen negara-negara di dunia untuk mewujudkan dunia yang damai sejahtera telah disusun pada tahun 2000 melalui Millenium Development Goals, yang memuat 8 tujuan utama. MDGs dideklarasikan oleh PBB pada tahun 2000 dan diharapkan tujuan negara-negara di dunia untuk menghapus kemiskinan sampai dengan setengahnya, kesetaraan gender, pembernatasan HIV Aids, penurunan angka kematian bayi dll akan tercapai pada tahun 2015. Delapan tujuan utama tersebut diterjemahkan menjadi 18 target yang harus tercapai.

Komitmen negara-negara di dunia tersebut – salah satunya Indonesia - sebenarnya selaras dengan tujuan penyelenggaraan sebuah negara/pemerintahan. Dimana tugas utama pemerintah/negara adalah bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya. Karena pada dasarnya tujuan penyelenggaraan negara adalah meningkatkan PDB, menghapus kemiskinan dan pengangguran yang berujung pada kesejahteraan rakyat.
Berdasar laporan tahunan MGD 2006 dari PBB terlihat bahwa pencapaian secara keseluruhan dari MDG belum cukup memuaskan. Merujuk pada MDGs Report 2006 (http://www.un.org/millenniumgoals) beberapa taget MDGs masih belum seperti yang diinginkan. Sebagai ilustrasi dapat disampaikan beberapa target yang masih cukup rendah pendapainnya antara lain :
1. Target 1, Mengurangi angka kemiskinan dan kelapaaran. Target penduduk miskin dengan income kurang dari $ 1 per hari pada tahun 2015 adalah sebesar 10 %. Sebagaimana dilansir dalam laporan MDGs pada tahun 2003 prosentase penduduk miskin masih sebesar 17 %.
2. Target 4, kematian bayi yang ditargetkan 30 per 1000 bayi lahir pada tahun 2015 baru tercapai sebesar 87 per 1000 bayi lahir pada tahun 2005.
Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai komitmen terhadap MDGs juga belum menunjukan pencapaian yang menggembirakan. Beberapa target MDGs seperti pengurangan angka kemiskinan, pemenuhan pendidikan dasar bagi anak sekolah, angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih belum sesuai target yang diinginkan pemerintah.
Seperti ditulis dalam harian Kompas hari Sabtu tanggal 5 Mei 2007 (hal 34), angka kemiskinan di Indonesia tahun 2006 masih tergolong cukup tinggi mencapai hampir 40 juta penduduk miskin atau 17,75 % dari total penduduk., Dan ironisnya angka tersebut lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2004 penduduk miskin Indonesia sejumlah 37,3 juta (16,66 %), dan tahun 2005 35,1 juta (15,97 %). Indikator kesejahteraan penduduk lainnya yang juga masih cukup memprihatinkan adalah jumlah penganggur yang mencapai 40,4 juta jiwa atau sekitar 38 per- sen dari jumlah angkatan kerja pada tahun 2006.
Pembangunan kesehatan-yang merupakan kebutuhan dasar publik lainnya- sepertinya masih jalan ditempat, seperti angka kematian bayi per 1.000 bayi lahir yang masih cukup tinggi (30,8 pada tahun 2006) dan balita kurang gizi yang mencapai 23,6 % dari total balita di Indonesia.
Raport merah Indonesia masih ditambah dengan buruknya pengelolaan lingkungan hidup, Indonesia menjadi negara nomor satu didunia yang paling cepat kehilangan hutan tropis, bencana lingkungan berupa bajir menjadi langganan serta kebakaran hutan yang sepertinya sudah menjadi tradisi setiap tahun.
Mengingat beban pemerintah yang cukup berat untuk mencapai MDGs tersebut, maka diharapkan peranan dari sektor swasta/perusahaan untuk membantu mewujudkan MDGs pada tahun 2015. Peranan industri untuk mendukung MDGs dapat dilakukan melalui program-program Corporate Social Responsibility, dimana CSR merupakan upaya yang sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan laba dan meningkatkan peran sosial. Bidang lingkup kegiatan CSR secara keseluruhan sangat relevan dengan MDGs, dimana kegiatan utama CSR diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam beberapa bidang antara lain (Philip Kotler & Nancy Lee):
a. Kesehatan : Pencegahan AIDS, deteksi dini kanker payudara, imunisasi berkala
b. Keselamatan : Program mengemudi di jalan yang aman, pencegahan kejahatan, penggunaan alat-alat keselamatan
c. Pendidikan : Penghapusan buta huruf, program komputer untuk sekolah, pendidikan untuk kebutuhan khusus.
d. Ketenagakerjaan : Job training, praktik rekrutmen, lokasi pabrik
e. Lingkungan : Daur ulang, pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya, pengurangan kemasan produk
f. Pengembangan Komunitas dan Perekonomian (community & economic development) : Penyediaan kredit rumah dengan bunga murah
g. Kebutuhan dan Keinginan pokok lainnya : kelaparan, tunawisma, hak hidup binatang, usaha-usaha anti deskriminasi

CSR pada awalnya dipersepsikan oleh perusahaan sebagai upaya untuk membantu lingkungan sekitar, tanpa mengharapkan imbal balik dalam bentuk profit. Seiring perkembangan program CSR yang semakin beragam, peran CSR terhadap perusahaan semakin besar. Menurut Kotler dan Nancy Lee (2006), CSR mampu mendorong perusahaan untuk berkinerja lebih dalam hal :
1. Increased Sales & Market Share. Beberapa laporan dari survey dan artikel mengatakan bahwa perusahaan yang melakukan CSR memiliki peluaag untk meningkatkan sales dan market share.
2. Strenghtened Brand Positioning. Pemilihan kegiatan CSR yang sesuai akan menjadikan positioning merek menjadi lebih kuat.
3. Improved Corporate Image & Clout. CSR mampu meningkatkan image positif perusahaan dan pengaruh/power/influence.
4. Increase ability to attract, motivate, and retan employee. Perusahaan yang menjalankan bisnis dengan baik dan peduli lingkungan sosial akan menurunkan turn over dan memudahkan merekrut karyawan.
5. Increased Appeal to Investor and Financial Analysts. Investor kebih tertarik kepada perusahaan yang menjalankan perusahaan dengan penuhkepedlian terhadap lingkungan social di sekitarnya.
Corporate Social Resposibility (CSR) menurut World Business Council for sustainable Development adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, bekerjasama dengan pekerja dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat sekitar dalam ragka meningkatkan kualitas hidup. Ada 6 hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjalankan CSR, yaitu melalui Cause Promotions, Cause Related Marketing, Corporate Social Marketing, Corporate Philanthropy, Community Voluteerings dan Social Responsibility Business Practices.
Keenam aktivitas tersebut dapat diaplikasikan dalam bidang-bidang yang menjadi sasaran utama MDGs, antara lain pendidikan, kesehatan, penghapusan kemiskinan dan kelaparan, pembangunan lingkungan hidup.
Kegiatan-kegiatan nyata untuk mendukung MDGs yang dapat dilakukan perusahaan melalui Program CSR antara lain seperti :
Cause Promotions. Program CSR dalam bentuk Cause Promotion antara lain menjadi sponsorship dalam event-event yang berakitan dengan isu komunitas, sosial dan lingkungan. Sebagai contoh Dell Computer mensposnsori program pengumpulan komputer bekas untuk disumbangkan ke pelajar kurang mampu. Aplikasi di Indonesia dapat dilakukan seperti mensponsori Sekolah Kandang Jurang Doang milik Dick Doang. Dengan menjadi sponsor di sekolah Kandang Jurang Doang maka diharapkan perusahaan menjadi agent perubahan dan membantu peningkatan pendidikan dan penghapusan buta huruf. Contoh yang telah dilakukan Kompas adalah ketika Kompas mengiklankan tokoh Butet Manurung dalam komunikasinya. Butet Manurung adalah seorang aktivis perempuan dengan gelar Master yang rela mengabdikan dirinya di pedalaman Jambi untuk mengajar membaca Suku Anak Dalam. Sampoerna menjadi sponsor acara-acara televisi Save Our Nation adalah satu contoh Cause Promotion.
Cause Related Marketing. Cause Related Marketing pada dasarnya adalah donasi yang dikaitkan dengan penjualan produk dari sebuah perusahaan. Lifebouy menyumbangakn Rp 5,- dari setiap produk yang dijual untuk kegiatan kebersihan. Dell Computer pernah membuat program diskon s/d 10 % untuk pembelian komputer dengan syarat pembeli harus mendaur ulang produk lamanya.
Coprorate Social Marketing. Kegiatan CSR yang dapat dilakukan melalui CSM antara lain dalam bentuk mengkampanyekan isu-isu sosial seperti pentingnya imunisasi, daur ulang, pencegahan AIDS. Contoh perusahan Indonesia yang mencoba melakukan kegiatan CSM adalah Kondom Sutera pada hari peringatan AIDS mengeluarkan kampanye anti seks bebas dan penggunaan kondom untuk mencegah AIDS.
Corporate philanthropy. Corporate Philanthropy dapat dilakukan dalam bentuk memberikan donasi langsung kepada sekolah, maupun beasiswa, bantuan kepada puskesmas, pengobatan gratis, donor darah. Sampoerna adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang konsisten melakukan corporate philanthropy melalui Sampoerna Foundation, yang setiap tahun memberikan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi untuk menempuh pendidikan di luar negeri.
Community Volunteering. Perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti contoh Mc Donald’s memberikan makanan gratis bagi petugas kepolisian dan tentara yang sedang membantu korban 9/11 di WTC. Kegiatan lain yang sudah sering dilakukan perusahaan di Indonesia dalm bentuk Volunteering antara lain adalah pembukaan posko bencana di daerah yang sedang mengalami musibah.
Social Responsibility Business Practices. Secara umum SRBP dilakukan dalam bentuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dalam memproduksi barang untuk menjaga kelestarian lingkungan, mendukung perdagangan dan bisnis yang fair, memperlakukan pekerja secara fair dll. Starbuck menjadi perusahaan yang sangat serius menjalankan SRBP ini dalam bentuk mendukung Perdagangan Kopi yang Fair, dan membeli kopi yang berasal dari negara ketiga.

Dengan menjalankan Program CSR secara konsisten dan berkesinambungan perusahaan diharapkan dapat memperoleh keuntungan langsung seperti peningkatan image, peningkatan penjualan dan market share serta turut dalam mencapai MDGs dalam bentuk pengurangan kemiskinan, pengurangan angka buta huruf, pengurangan angka kematian ibu dll, yang sebenarnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Amin

Sumber Bacaan :
- Kompas Sabtu tanggal 5 Mei 2007
- http://www.un.org/millenniumgoals
- Corporate Social Responsibility :Doing The Most Good for Your Company & Your Casuse, Philip Kotler & Nancy Lee, John Wiley & Son, New Jersey, 2006.