Sunday, August 21, 2011

Penurunan Rating Utang AS Dampaknya bagi Indonesia

Beberapa waktu yg lalu S&P menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+, yang diikuti gonjang-ganjing perekonomian AS, antara lain bergolaknya pasar modal di NYSE, dimana indeks Dow Jones dan Nasdaq turun drastis. Bursa Amerika sangat fluktuatif di minggu terakhir ini, selain dipengaruhi penurunan rating, berita yang cukup mengejutkan dari hp -hewlet packard - yang menurunkan prediksi pertumbuhan profitnya serta melakukan spin off terhadap bisnis hardware turut menggoyang saham di Wall Street. Penurunan harga saham hp yang mencapai 20 persen turut berkontribusi terhadap turunnya indeks Dow Jones di lantai bursa AS.
Bagaimana sebenarnya rating utang pemerintah AS bisa diturunkan oleh S&P? Pemerintah Amerika Serikat 3 tahun terakhir boleh dikatakan sudah tidak sehat dari sisi APBN nya, karena peningkatan utang pemerintah yang cukup siginifikan sehingga rasio utang terhadap PDB mereka sudah lebih dari 96 % (utang AS mencapai USD 14,3 T sedangkan PDB USD 14,8 T). Rasio utang terhadap PDB yang masih dianggap sehat yg disepakati lembaga lembaga pemeringkat adalah 60%. Sehingga ketika rasio utang AS yg sudah sangat tinggi terhadap PDB tersebut menyebabkan prediksi pertumbuhan ekonomi AS akan melambat, inilah yang mengakibatkan  S&P menurunkan peringkat utang AS.

Lalu bagaimana dampaknya terhadap AS dan dunia secara keseluruhan? Penurunan peringkat utang ini  mengakibatkan investor khawatir dan menarik dananya (baik dalam bentuk obligasi maupun di pasar saham) dari AS,  sehingga pasar modal di Wall Street mengalami guncangan yang luar biasa. Selain itu dengan adanya penarikan dana tersebut AS kekurangan dana untuk membiayai APBN mereka. Untuk menutup defisit APBN, pemerintah AS  akan berupaya untuk menarik dana asing agar masuk kembali dengan cara menaikan yield surat utang pemerintah AS. Dengan menaikan suku bunga obligasi pemerintah diharapkan akan terjadi capital inflow ke AS sehingga defisit APBN dapat dikurangi. Namun di satu sisi investor juga tidak serta merta akan menempatkan dananya ke AS, karena penurunan rating utang cukup mengkhawatirkan investor seandainya pemerintah AS gagal baya

Bagaimana pengaruhnya terhadap Indonesia
Penurunan rating utang AS ternyata mempengaruhi IHSG di BEI, dalam minggu-minggu terakhir IHSG terkoreksi cukup lumayan sebagai akibat aksi jual dan terjadi capital outflow - sampai dengan posisi minggu ketiga Agustus dana yg ditarik dari BEI mencapai 1,7 T -  yg kemungkinan mengalihkan dananya ke negara-negara yg masih bagus prospek utangnya seperti Swiss dan Perancis. Capital outflow yg cukup besar ini juga mempengaruhi nilai tukar Dollar terhadap rupiah, karena adanya penurunan cadangan devisa. Rupiah yg sempat menguat pada posisi 8.030 per USD sekarang telah melemah menjadi sekitar 8.500 per USD akhir-akhir ini. 

Dampak secara langsung akibat capital outflow tersebut terasa di BEI mengingat komposisi investor asing vs investor lokal yang mencapai 70:30. Sehingga goncangan ekonomi dunia dan AS cukup berpengaruh terhadap kinerja bursa di Indonesia.

Selain itu penurunan rating utang mengakibatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS akan menurun, yang berdampak pada eksport Indonesia ke AS yg juga kemungkinan akan turun. Selama ini eksport Indonesia ke AS mencapai 11 % dari total eksport, sehingga penurunan eksport akan cukup dirasakan.

Bagaimana dampaknya bagi perbankan? Dampak langsung bagi perbankan mungkin tidak sebesar dampak di bursa. Namun penurunan eksport ke AS dikhawatirkan dapat menurunkan kinerja sektor riil, sehingga perbankan juga akan sedikit terganggu.

Selain itu jika otoritas moneter juga bereaksi terhadap penurunan nilai tukar dan capital outflow  dengan menaikkan suku bunga acuan (BI rate), maka dikhawatirkan kinerja penyaluran kredit ke sektor riil menjadi terhambat.
Mudah mudahan kekhawatiran2 tersebut tidak menjadi kenyataan dan tidak berimbas terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Semoga

No comments: