Thursday, December 29, 2005

Kenaikan Harga BBM dan Pemasaran Otomotif

Moment kenaikan harga BBM bagi masayrakat secara umum merupakan hal yang “tidak mengagetkan” karena kebijakan tersebut telah berulang kali ditempuh oleh pemerintah untuk mengurangi beban subsidi dalam komponen APBN negara kita. Sebagaiamana pada tanggal 1 Oktober 2005 ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM yang besarnya hampir 2 kali lipat dari harga sebelumnya. Maka reaksi yang ditempuh oleh sebagaina masyarakat hanyalah mengantri di SPBU terdekat untuk memperoleh BBM dengan harga lama atau sebagain kecil masyarakat yang melakukan demontrasi dan sebagain besar lainnya hanya mengumpat dalam hati.
Bagi kalangan industri kenaikan harga BBM tersebut jelas membawa dampak pada kinerja industri. Salah satunya adalah industri otomotif yang terkena dampak paling besar. Menurut data Gaikindo, pada bulan November 2005 penjualan mobil di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 26.121 unit, lebih rendah 34,4% dari total penjualan bulan Oktober 2005 yang mencapai 35.103 unit.
Memanfaatkan kenaikan harga dan untuk mengurangi dampak penjualan agar tidak terjun bebas, Honda dan Toyota menggunakan moment tersebut dengan mengkampanyekan mobilnya sebagai mobil yang hemat bahan bakar. Honda memasang iklan besar-besar di koran dengan logo H yang berarti Hemat. Sedangkan Toyota mengeluarkan produk New Vios dengan tag line Fuelsaver & Speedmaker.
Jika dilihat dari perspektif marketing, keduanya telah melakukan repositioning sebagai upaya merespon pasar yang ada. Sebelumnya Honda lebih dipersepsikan sebagai mobil yang inovatif dan Toyots sebagai mobil yang terjangkau. Strategi repositioning tersebut ternyata cukup ampuh untuk mendongkrak penjualan. Pada bulan November 2005 lalu PT Honda Prospect Motor (HPM) berhasil mencatat angka penjualan 3.114 unit, atau meningkat 10,5% dibanding bulan sebelumnya yang sebanyak 2.819 unit. Jumlah tersebut menambah total penjualan Honda di tahun 2005 menjadi 51.886 unit, dengan pangsa pasar 10,4% dari pasar otomotif nasional.Sedangkan Toyota Astra Motor sampai dengan saat ini menguasai pangsa pasar 30 persen atau naik sedikit dari 29,4 persen pangsa pasar tahun 2004.
Pertarungan kedua merek otomotif tersebut sepertinya akan semakin ketat di tahun 2006, terutama untuk kelas sedan menengah ke bawah, yang mengandalkan konsumsi bahan bakar yang hemat. Teknologi Hybrid sepertinya juga akan menjadi topik utama persaingan industri otomotif tahun 2006. Kita tunggu saja.

No comments: