Dan saya lumayan terkejut ternyata nasi murah tersebut sama dengan nasi kucing di warung angkringan di Jogja atau Solo. Dengan kemasan yang agak berbeda dibentuk menjadi semacam kerucut, tetapi contentnya sama yaitu nasi dg sambal, tempe kering dan sedikit suwiran daging, dan porsi yg cukup 'sekali hap'. Kemudian saya lanjutkan bertanya dari mana nasi kucing tersebut, ternyata ada supplier yg nitip jualan di situ. Sesuatu yang cukup aneh dan banyak menimbulkan pertanyaan lainnya, seperti kepada siapa sebenarnya target penjuaalan nasi kucing di lokasi yg terletak di komplek perkantoran yang nota bene sebagian besar adalah karyawan.
Apakah nasi kucing ini ditujukan kepada segment 'price oriented' atau segmen 'experience seeker'.
Jika membidik target segmen price oriented - yang hanya mencari harga murah- maka pemilihan lokasi yang berada di kompleks perkantoran dan dijual di convinience store saya rasa tidak sesuai, karena Pertama : Orang-orang yang bekerja di sekitar lokasi kemungkinan besar adalah bukan segmen price oriented tetapi value oriented - yg melakukan pembelian berdasar perhitungan total give (price +other expense) dan total get (functional benefit + emotional benefit). Karena di sekitar lokasi tersedia tempat makan dg harga yg 'tidak murah' namun tetap laris.
Kedua jika dilihat dari ukuran segmen price oriented di sekitar lokasi pasti ukurannya sangat kecil karena jika ada segmen price oriented kemungkinan besar berasal dari OB, cleaning service dan lower level lainnya atau tukang ojek di sekitar lokasi. Namun jika dilihat lokasi star mart juga tidak jauh dari pasa traditional yg menyediakan beraneka ragam pilihan makanan dan kebutuhan lainnya, dan segmen price oriented pastinya lebih memilih berbelanja ke pasar. Karena harga kebutuhan maupun harga nasi kucing di pasar pasti lebih murah.
Ketiga, Jika star mart mengadopsi konsep cross merchandising/cross selling maka sekali lagi segmen yg dibidik berbeda dg segmen produk yg dijual star mart. Produk nasi kucing membidik segmen price seeker, produk star mart membidik segmen value oriented. Maka strategi ini justru membingungkan customer.
Jika star mart membidik segmen experience seeker, maka ada satu hal yang harus menjadi pertimbangan, yaitu sebagai sebuah produk yg termasuk experience provider, nasi kucing akan lebih pas jika dijual dengan konsep angkringan dan dinikmati bersama the jahe anget, ditemani gorengan yg dibakar. Menyediakan nasi kucing dg how to offer yg ada di star mart tidak sejalan dengan konsep experience provider.
Jadi sebenarnya nasi kucing murah di star mart ditujukan buat siapa??? Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
No comments:
Post a Comment