Mudik lebaran, mudik tahun baru atau musim liburan, saatnya omset warung makan atau restoran klangenan meningkat. Mudik atau liburan tidak bisa lepas dari kebiasaan wisata kuliner, dan wisata kuliner selalu dilakukan di tempat-tempat yang nggak biasa, warung bakmi dengan antrian lebih dari 2 jam, makan soto sambil tergesa-gesa karena ditungguin pelanggan berikutnya, makan bestik di warung kaki lima dengan tenda yang sudah lusuh di pinggir jalan di atas got, antri makan mie dengan sambutan sapaan galak dari penjualnya.
Menarik mencermati fenomena warung klangenan, karena pemiliknya sepertinya tidak melakukan konsep marketing utk memasarkan produknya, tetapi mereka tetap exist dan long lasting. Warung makan klangenan sebagian besar malah justru tidak berinovasi dan mempertahankan keasliannya kalau tidak mau dibilang kekunoannya.Ya mungkin cocok untuk warung yg positioningnya klangenan.Karena dengan inovasi justru kadang pelanggan malah pergi. Ambil contoh Mie Kadin di Jogja. Selama ini kalo orang akan menikmati mie jawa experience utamanya adalah menunggu antrian yang bisa mencapai 20 s/d 30 orang. Karena setiap porsi dimasak sangat customized dan hanya memakai 1 buah anglo dengan koki 1 orangg. Mie Kadin merubah konsep pelayanan mie jawanya dengan menambah jumlah tungku dan koki dengan harapan mempercepat proses sehingga mengurangi antrian, mengadopsi konsep fast food yang 'lebih cepat lebih baik'.
Tapi perubahan operasional bakmi kadin justru menimbulkan keraguan dari pelanggan. Pelanggan mulai bertanya pasti rasanya berubah, karena kokinya bukan yang dulu atau racikannya berbeda.Ya jika melihat case dari bakmi kadin, sebenarnya orang ingin menikmati bakmi jawa yang customized adalah ingin membeli 'antrian' yang lama, ingin membeli suasana menunggu mie dimasak dalam anglo dengan kipas tradisional, ingin menikmati teh atau jeruk yg dipesan panas tapi diminum sudah dingin dsb. Sehingga warung-warung klangenan mencoba mempertahankan keasliannya. Harjo bestik yang tetap warung kaki lima dengan tenda kumuh di pinggir jalan Dr Rajiman Solo, Bakmi Jombor Jogja yang penjualnya tetep galak, Soto Gading Solo yang hanya jual soto ayam saja.
Selain karena mempertahankan keasliannya, mengapa warung2 ini tetap ramai dan banyak dicari walaupun tidak ada aktivitas marketing communicationnya?
1. Warung klangenan menawarkan experience yang tidak bisa dibeli di tempat lain, dan bagi sebagian orang makan di warung klangenan adalah seperti napak tilas memori jaman susah, memori masa indah kuliah, memori masa indah di kampung halaman dan berbagai macam alasan memorable experience lainnya yang mengajak kita untuk terus dan terus menikmati warung klangenan.
2. Kekuatan dari Word of Mouth sangat besar. Sebagian besar penikmat warung klangenan mengetahui tempat wisata kuliner berdasar referensi dr teman atau saudara.
3. Warung klangenan memiliki nilai berita yang tinggi sehingga aktivitas Public Relation dilakukan secara sukarela oleh media. Buku dan majalah yang mengulas mengenai warung klangenan cukup banyak beredar, dan mereka tidak dibayar untuk menampilkan liputan mengenai warung klangenan. Karena buku dan majalah tersebut akan laris terjual dengan sendirinya.
4. Warung Klangenan memiliki keunikan masing-masing. Paku sebagai pengganti lidi untuk pembungkus mie di Bakmi P Rebo Jogja, Sate dengan tusuk dari Jeruji sepeda di Sate Klathak Imogiri, Orkes Kroncong di Bakmi Kadin dan SGPC Bu Wiryo, open air cafe di Cak Koting Jogja., Blusukan di Kampung untuk menikmati sepiring bakmi di Bakmi Mbah Mo Bantul, Soup bayem di SGPC Bu Wiryo, Makan gudeg dini hari dengan deru truk di dekat tempat duduk di Gudeg Ceker Solo, Kopi dengan celupan bara arang di Angkringan Lik Man Jogja.
5. Yang terakhir produknya memang berkualitas, meminjam istilah Butet Kertarejasa, rasa makanannya memang "cerdas", sehingga offering utama ini tidak sekedar dikemas dengan experience, tetapi produk memberikan experience tersendiri dari segi rasanya.
Kesimpulannya bahwa warung klangenan memang harus tetap menampilkan keasliannya tanpa merubahnya dg konsep inovasi, karena alasan utama pengunjung selain menikmati cita rasa yang "cerdas", experience menjadi faktor utama dalam memilih warung klangenan.
Selamat berwisata kuliner.....
No comments:
Post a Comment